Sensor ultrasonik berbasis arduino uno sebagai peringatan dini banjir rancangan alumni Geografi Unesa
Sistem peringatan dini (early warning
system) menjadi satu hal yang sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di
daerah rawan bencana, seperti penduduk yang tinggal di sepanjang aliran sungai.
Sementara masih banyak sungai di Indonesia yang tidak ada sistem peringatan
dini sebagai penanda banjir. Melihat kondisi demikian, Alief Lestari, S.Pd, M.Pd, alumni S1 Pendidikan Geografi dan S2 Pendidikan Geografi Unesa, membuat sebuah prototype
“alarm penanda banjir” yang dapat dipasang di sungai-sungai yang rawan banjir
di Indonesia.Prototype ini memanfaatkan sensor
ultrasonik HC-SR04 yang menembakkan gelombang ke target, setelah mencapai
target gelombang akan dipantulkan kembali ke sensor. Sensor akan memberikan tanda
atau alarm bahwa jarak air dengan bibir sungai (dapat diganti dengan objek
lain) sudah sedemikian dekat. Tanda yang ditampilkan berupa bunyi dan warna
lampu yang bisa diatur sesuai kebutuhan di lapangan. Software yang digunakan
untuk koding data adalah Arduino Uno, yang berfungsi sebagai pengatur alarm
sesuai kebutuhan.Secara teknis sensor akan dipasang pada
sebuah tiang di bibir sungai dengan posisi menghadap ke permukan air. Sebagai
contoh ketika jarak air dengan sensor 5 meter, maka alarm berbunyi satu kali
dan indikator lampu berwarna kuning yang berarti “waspada”. Ketika air berjarak
1 meter dengan sensor maka alarm berbunyi 3 kali dan indikator lampu berwarna
merah yang berarti “awas”.Perancangan prototype ini bertujuan untuk
memberikan solusi kepada masyarakat atas minimnya sistem peringatan dini banjir
saat ini. Para peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan prototype ini
menjadi sebuah sistem yang lebih sempurna. Terlebih bagi pemangku kebijakan
baik pusat maupun daerah dapat memanfaatkan prototype ini sebagai sebuah upaya
pengurangan resiko bencana di wilayah masing-masing.
Share It On: