Sekilas pengalaman Dr. Lidya Lestari Sitohang: Tips memperoleh beasiswa untuk lanjut studi

Lidya Lestari Sitohang. Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi merupakan impian bagi setiap pelajar atau mahasiswa. Saya sangat bersyukur bisa memperoleh beasiswa studi di dalam negeri dan di luar negeri. Pengalaman saya memperoleh beasiswa dimulai dari saat saya aktif berkuliah S1 di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Saat S1, saya memperoleh Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik dari UGM. Saya kemudian memperoleh Beasiswa Unggulan Dalam Negeri dari DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi) untuk melanjutkan studi S2 di Magister Perencanaan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) di kampus yang sama. Pada saat menempuh studi S2, saya berkesempatan untuk memperoleh beasiswa CNRD (Centre for Natural Resource and Development) dari DAAD (pemerintah Jerman) untuk studi satu semester di FH Koeln, Jerman. Selanjutnya, saya berkesempatan memperoleh Beasiswa Luar Negeri di Radboud Universiteit, Belanda. Saat di akhir studi S3, saya memperoleh beasiswa dalam bentuk hibah mikro untuk diseminasi hasil penelitian dari pusat studi Global–Local Divides and Connections (GLOCAL) Radboud Universiteit, Belanda.
Bukan rahasia umum lagi bahwa untuk bisa memperoleh beasiswa kita diminta wajib memenuhi persyaratan dan serangkaian seleksi yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara beasiswa. Dari pengalaman saya setidaknya tiga syarat yang sering diminta adalah transkrip nilai atau jejak rekam akademis, surat motivasi dan sertifikat kompetensi Bahasa Inggris atau TOEFL (Test of English as a Foreign Language). Bagaimana kemudian saya bisa memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut?. Berikut adalah kiat-kiat yang bisa saya sampaikan berdasarkan pengalaman pribadi saya:
Transkrip nilai atau jejak rekam akademis, syarat ini bertujuan bakat dan minat kita secara akademik lewat pencapaian nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Selama berkuliah saya adalah mahasiswa dengan kemampuan yang biasa saja. Saya tidak punya target IPK sempurna namun saya memiliki tekad bahwa IPK kelulusan saya tidak boleh dibawah 3. Tekad ini saya jalani dengan cara belajar sungguh-sungguh. Saya juga merasa bersyukur karena memiliki teman-teman yang bersedia membantu saya apabila kesulitan dalam belajar. Tips yang bisa saya bagikan adalah belajar dengan sungguh-sungguh apapun bidang studi yang sedang ditempuh saat ini serta kelilingilah diri kita dengan orang-orang yang mendukung pengembangan diri kita.
Surat motivasi, syarat ini bertujuan menggali informasi tentang potensi kepemimpinan seseorang lewat evaluasi secara mandiri. Jadi, di sini kita menceritakan pengalaman saat terlibat bekerja sama dengan orang lain. Secara khusus penekanan cerita adalah pada peran kita secara individu dan dampaknya terhadap orang lain. Kerja sama dengan orang lain ini bisa dalam bentuk sebagai anggota organisasi kemahasiswaan atau bagian dari komunitas lingkungan kita tinggal. Terkait kesesuaian aspirasi mandiri dengan visi pihak penyelenggara beasiswa, kita wajib menceritakan bagaimana beasiswa yang nantinya akan kita peroleh bisa bermanfaat bagi penyelenggara beasiswa dan tercapainya aspirasi kita. Dua tips yang bisa dikerjakan adalah rajin-rajinlah mengikuti kegiatan yang berdampak baik bagi orang lain dan milikilah cita-cita untuk bermanfaat bagi sesama, nusa dan bangsa.
TOEFL, syarat ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kita berkomunikasi dengan baik apabila kita menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran ataupun saat perkuliahan baik di Dalam Negeri ataupun di Luar Negeri. Skor TOEFL yang ditentukan oleh penyelenggara berkisar 475-550. Skor TOEFL saya sendiri naik turun atau selalu berubah-rubah karena tidak aktif menggunakan bahasa Inggris. Namun, saya mempersiapkan diri untuk bisa mencapai skor batas terendah agar bisa memenuhi syarat minimal. Tips dari saya untuk meningkatkan skor TOEFL adalah dengan memperbanyak waktu latihan mengerjakan soal TOEFL dan mendengarkan percakapan bahasa Inggris secara online. Selain latihan mandiri, saya juga memantau jadwal penyelenggaraan tes TOEFL secara berkala. Ini penting untuk mempersiapkan diri jauh-jauh hari karena jadwal tes TOEFL hanya ada secara periodik dan tes TOEFL hanya diselenggarakan oleh institusi tertentu saja. Sebagai contoh, saya ikut tes TOEFL resmi dari ITP (Institutional Testing Program) satu kali dalam dua tahun di institusi tertentu sesuai dengan jadwal yang tersedia.
Ketiga tips mendapatkan beasiswa di atas penting adanya. Namun, persiapan yang membutuhkan pertimbangan biaya dan waktu yang panjang adalah meningkatkan skor TOEFL. Hal ini dikarenakan kita membutuhkan peran pihak lain ataupun institusi lain untuk bisa mengikuti tes dan menerbitkan hasil tes TOEFL. Sebagai tips tambahan, ada baiknya kita menabung agar bisa mengikuti tes TOEFL resmi dan disiplin untuk belajar latihan tes TOEFL secara intesif dan mandiri. Terakhir, kita juga harus menyadari bahwa komitmen untuk belajar tidak berasal dari orang lain tapi datang dari diri sendiri. Semoga tips singkat mendapatkan beasiswa untuk studi lanjut ini bermanfaat dan selamat mencoba.
Share It On: