Program Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional di Filipina
Sebagai anggota tim internasionalisasi di program studi pendidikan geografi, saya berkesempatan menjadi bagian dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Negeri Surabaya. Pelaksanaa program berlangsung di Kalamba, Filipina. PKM ini terselenggara atas kerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di Manila, dan Perhimpunan Pelajar Indonesia Filipina (PPIF). PKM diselenggarakan dalam bentuk latihan dasar kepemimpinan (LDK). Kegiatan berlangsung pada tanggal 24 s.d 25 Februari 2024 dan diikuti warga negara Indonesia yang mayoritas adalah pelajar pada jenjang S1 dan S3. Selain para pelajar, beberapa peserta juga terdiri dari para pekerja yang sedang menjalankan tugasnya di Filipina diantaranya adalah pilot dan guru.
Gambar 1. Pembukaan Latihan Kepemimpinan Dasar
Kegiatan LDK ini bertujuan mengajak para peserta untuk mengasah dan memperkuat jiwa kepemimpinan yang mencerminkan karakter Bangsa Indonesia. Pada pembukaan acara, atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Manila Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi mengapresiasi program ini sebagai bentuk nyata peran perguruan tinggi pada masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri secara khusus bagi para pelajar.
Bentuk kegiatan terdiri dari inbound dan outbound. Kegiatan inbound dilakukan dengan menyelenggarakan sesi inspirational talk oleh Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dan tiga sesi sarasehan yang diisi nara sumber dari FISIPOL Unesa, termasuk oleh Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd selaku dekan. Tiga tema yang diusung dalam tiap sesi adalah menangkal intoleransi dan radikalisme generasi muda, penguatan nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda, serta pengaruh sosial media dalam dinamika bermasyarakat dan berbangsa. Walaupun kegiatan outbound harus beralih ke dalam ruangan dikarenakan cuaca yang tidak mendukung, esensi kegiatan yang menekankan pada pengembangan nilai-nilai kepemimpinan tetap dapat dilaksanakan. Secara umum, para peserta antusias dalam mengikuti setiap sesi yang telah disiapkan oleh tim penyelenggara.
Gambar 2. Duta besar Indonesia untuk Filipina, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menghardiri kegiatan LDK
Pengalaman menarik saya yang temukan saat pelatihan adalah bertukar cerita dengan dua orang guru yang sedang mengabdikan dirinya di Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN) Davao, Filipina. Kedua guru tersebut bertugas mengajar Bahasa Indonesia kepada anak-anak keturunan Indonesia. Mereka bercerita bahwa sebelum mulai mengajar mereka memperoleh pembekalan belajar bahasa Tagalog selama dua bulan. Hal ini perlu karena anak-anak yang mereka ajar tidak bisa berbahasa Indonesia. Anak-anak yang mereka ajar tinggal di wilayah pelosok Filipina dan daerah perbatasan Indonesia dan Filipina. Orang tua murid tersebut rata-rata bekerja sebagai nelayan tradisional, petani, dan buruh kopra/beras. Untuk bisa bersekolah di SILN, anak-anak tersebut tinggal di asrama dan harus meninggalkan orang tua mereka untuk sementara waktu. Bagi para guru tersebut, terlibat dalam kegiatan pkm internasional ini menjadi kesempatan berharga untuk berjumpa dengan masyarakat Indonesia seperti saat pelatihan ini adalah momen berharga dan melepas rindu terhadap tanah air. Lebih lanjut, menurut kedua guru ini mengajar Bahasa Indonesia penting karena merupakan suatu cara dan proses memupuk rasa memiliki dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia tercinta.
Diberitakan oleh : Lidya Lestari Sitohang
Share It On: