Dr. Tschapka: Sekolah dan Didaktik
Dr. Johannes Tschapka dari School of Education Bielefeld University Jerman, menjadi dosen tamu pada matakuliah Pengembangan Bahan Ajar bagi mahasiswa semester 3 prodi S1 Pendidikan Geografi FISH Unesa. Direncanakan tatap muka sebanyak 4 kali dengan tema utama sekolah dan didaktik. Sesi 1 menyampaikan tema kurikulum dan kompetensi. Bahasan lebih khusus disampaikan tentang kurikulum berbasis kompetensi (competence based curriculum) versus kurikulum berbasis tujuan (goal oriented curriculum).
Guru mengalami kesulitan dalam mengakomodir proses pembelajaran yang ilmiah. Dr. Tschapka menagwali kuliah kali ini dengan pendapat yang disampaikan oleh Gunawan (2017). Pada kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran ilmiah ini meliputi langkah-langkah sistematis dalam suatu proses pembelajaran yang meliputi mengamati (observe), mengumpulkan informasi (gather information), menanya (ask), mengkomunikasikan (communicate) dan mengasosiasi atau yang juga disingkat sebagai 5M.
Merefleksikan kurikulum di negara barat secara khusus di Jerman, Dr. Tschapka menyampaikan adanya perbedaan kurikulum di masa lalu dan saat ini. Pada kurun waktu kurang lebih 60-70 tahun yang lalu Jerman menerapkan kurikulum berbasis tujuan (goal-oriented curriculum) yang saat ini telah bergeser menjadi kurikulum berbasis outcome (outcome based curriculum). Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada proses pembelajaran. Goal oriented curriculum menekankan pada target guru dalam mengajar kemudian bisa diterapkan oleh siswanya. Pada kurikulum ini seorang guru mempersiapkan dirinya sumber pengetahuan untuk diajarkan kepada sisswanya. Hasil akhirnya adalah siswa menerapkan pengetahuan tersebut. Sebaliknya, pada outcome-based curriculum penekanannya adalah kemampuan belajar siswa dalam menguasai serangkaian kualifikasi keterampilan tertentu dan sesuai dengan standar nasional kerja siswa.
Dr. Tschapka menjelaskan pendekatan outcome based ini memiliki karakteristik yang mirip dengan Kurikulum berbasis Kompetensi yang disampaikan oleh Gunawan (2017). Kurikulum berbasis kompetensi (Competence based curriculum) terdiri dari siklus pembelajaran (learning), Situasi (situation), pemaknaan (meaning) dan penerapan (Applying). Lebih lanjut, Dr. Tschpka menyampaikan untuk mencapai terwujudnya competence-based curriculum maka perlu perubahan dalam hal pengelolaan instruksi (instructional management) dalam proses pembelajaran.
Pemberian instruksi belajar yang seksama dalam proses pembelajaran adalah bagian yang sangat penting dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Pemberian instruksi pembelajaran yang seksama adalah mempertimbangkan secara hati-hati bahwa jenis tugas yang diberikan kepada siswa akan disertai kebutuhan perkembangan kognitif yang berbeda.
Sebagai contoh: Guru menyiapkan suatu tabel yang berisi data cuaca (suhu, panas terik matahari dan kelembapan udara) pada periode tujuh hari. Tugas pertama siswa adalah menemukan hari apa yang paling panas dalam satu minggu. Hasil dari tugas pertama ini adalah siswa dengan mudah mendeskripsikan hari yang paling panas berdasarkan data tersebut. Namun, hasil akan berbeda bila tugas diganti menjadi pertanyaan untuk mentukan kapan akan terjadi hujan dalam satu minggu. Penyelesaian masalah dalam menyelesaikan tugas kedua ini adalah siswa membutuhkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi untuk bisa melakukan peramalan cuaca. Proses ini tidak bisa dengan serta merta hanya melihat dari informasi yang ada pada tabel yang sudah diberikan atau membayangkan ada butir-butir hujan yang jatuh di atas permukaan bumi. Pada proses penyelesaian tugas ini, siswa membutuhkan kemampuan analisis yang berbeda dibandingkan dengan tugas sebelumnya.
Berdasarkan contoh ini dapat disadari pentingnya untuk membuat pembedaan instruksi dalam proses pembelajaran. Tugas pertama adalah cara berfikir memahami informasi. Sementara tugas kedua adalah cara berfikir memprediksi. Dr. Tschapka menutup kuliahnya dengan menekankan pemberian instruksi ini juga mereprepresentasikan adanya perkembangan kompetensi yang berbeda dan spesifk dalam menyelesaikan bentuk permasalahan yang berbeda.
Share It On: