Dosen Pendidikan Geografi dalam Jaringan Global ICAS 13
International Conference Asian Scholar ke 13 (ICAS 13) merupakan platform bagi para peneliti dan akademisi dari berbagai belahan dunia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam berbagai topik yang relevan dengan studi Asia. Konferensi yang berlangsung sejak 28 Juli hingga 1 Agusuts 2024 dan digelar di Universitas Airlanga, Surabaya telah menjadi sorotan nasional dan internasional. Serangkaian sesi kegiatan yang menarik dan inovatif tentang kajian Asia dikemas dalam bentuk workshop, seminar dan festival.
Pada konferensi ini, dosen Pendidikan Geografi, Dr. Lidya Lestari Sitohang, M.Sc terlibat di berbagai sesi baik sebagai peserta aktif dan kolaborator lokal yang berharga. Dalam Writing Workshop bertema Bordering and Borderlands Research for Emerging Scholars, keterlibatannya sebagai kolaborator lokal sederhana namun sangat berarti. Sebagai penyelenggara workshop adalah Asian Border Research Network (ABRN), sebuah pusat kajian perbatasan yang terkemuka di Asia. Workshop ini dipimpin oleh Dr. Juan Zhang, dosen dan peneliti senior dalam kajian migrasi dan mobilitas dari University of Bristol.
Kegiatan berikutnya adalah workshop yang dikemas sebagai fieldwork yang diberi judul Documenting the City: Ethnographic Engagements Beyond the Fieldnote di kampung Plampitan, Kelurahan Peneleh. Lidya berkolaborasi dengan dosen dan peneliti senior, Dr. Anasua Chatterjee dari RKSMM, West Bengal State University. Workshop ini mengajak peserta untuk mengeksplorasi pendekatan etnografis dalam mendokumentasikan kehidupan kota serta mengajak para peserta untuk melihat kota dengan perspektif baru, lebih dari sekedar catatan lapangan (field notes) tradisional. Diskusi dan praktik langsung dalam workshop ini memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika urban yang kompleks dan bagaimana mendokumentasikannya secara efektif dalam bentuk sketsa yang bermakna.
Dalam persentasinya di panel Education: East and West, Lidya memaparkan hasil penelitian dari mata kuliah Bentanglahan yang berjudul Head to the field: Exploring Fieldwork as a Direct Experience Learning Tool in the Integrated Geography Learning. Presentasinya membahas penggunaan kuliah kerja lapangan sebagai alat pembelajaran terkait pengalaman langsung (direct experiential learning) dalam pembelajaran geografi terpadu. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa fieldwork atau pembelajaran di lapangan memiliki dampak beragam terhadap pencapaian belajar mahasiswa. Pengalaman langsung yang telah diperoleh memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya proses pengenalan bentanglahan, namun demikian, penting untuk dicatat bahwa variasi dalam pencapaian belajar di antara mahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor akademik berupa adanya tugas, arahan dan keberadaan dosen. Faktor non-akademik seperti daya tarik alam, interaksi dengan rekan-rekan dan intensitas jadwal kegiatan.
ICAS 13 tidak hanya menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan, tetapi juga wadah bagi kolaborasi antar peneliti dari berbagai disiplin ilmu. Berbagai kegiatan yang ada dalam konferensi ini menunjukkan komitmen ICAS dalam mengangkat topik-topik penting dan mendukung penelitian yang inovatif dan relevan. Para peserta pulang dengan wawasan baru, pengalaman berharga, dan semangat untuk terus mengembangkan penelitian mereka di masa depan. Keterlibatan sebagai kolaborator lokal dalam acara ini memberikan peluang berharga untuk memperdalam pemahaman akademis dan memperluas jaringan profesional tidak hanya dalam keilmuan geografi namun juga keilmuan lain yang berfokus di Asia dari perspektif global.
Share It On: