Belajar pada wisata Tegallalang di Gianyar, Bali
Tegallalang, satu destinasi wisata di pulau Dewata, Bali. Secara administratif berada di wilayah Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Menyajikan bentang lahan pertanian sawah berteras yang indah dan hijau. Berada pada lereng bukit yang terbelah oleh sebuah sungai kecil. Lereng dengan sudut kemiringan yang tinggi direkayasa dengan teknik terassering dan dibentuk menjadi lahan sawah beririgasi. Lahan pertanian sawah berteras inilah yang menjadi obyek utama wisata Tegallalang Rice Terrace.
Berkaca pada obyek wisata ini, banyak tempat lain yang sesungguhnya memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan menjadi layaknya Tegallalang Rice Terrace ini. Indonesia pada umumnya adalah wilayah agraris dengan kondisi topografi yang sangat beragam. Hal ini tentu dapat menjadi modal alam yang kuat untuk dikembangkan dengan keunikannya masing-masing. Kesamaan visi dari masing-masing pihak yang terkait seperti pemilik lahan, pemangku adat, pemangku pemerintahan, dan tidak kalah penting adalah pelaku wisata menjadi kunci keberhasilan pengembangan wisata seperti dilakukan di Tegallalang Rice Terrace ini. Keberhasilan pengembangan wisata alam seperti ini memberikan hasil ganda secara ekonomis bagi penduduk setempat. "Panen" tidak hanya berupa padi hasil cocok tanam pada lahan sawah di tempat tersebut, tetapi adanya pendapatan lain karena adanya kunjungan wisatawan. Sebagai contoh, bagi hasil dalam pengelolaan salah satu obyek wisata di Tegallalang ini mencapai nilai lebih dari dua juta per bulan bagi pemilik lahan. Tentu ini bukan angka yang kecil sebagai satu pemasukan sampingan dari efek pariwisata ini.
Pemilik atau penggarap lahan adalah garda depan yang melaksanakan kegiatan cocok tanam pada lahan teras. Seluruh aktivitas disesuaikan dengan kalender tanam yang telah disepakati. Pemilik atau penggarap lahan akan melaksanakan proses penanaman secara serempak. Kekompakan ini tentu sangat penting bagi keberhasilan cocok tanam itu sendiri ataupun efek pada pariwisata agar mendapatkan view yang optimal. Penanaman serempak akan mengurangi risiko serangan hama yang berpindah dan dapat berperan untuk memutus rantai keberlangsungan hama. Pada sisi visual, keseragaman umur tanaman padi akan memberikan pemandangan yang lebih baik bagi wisatawan. Kekompakan perlu digalang dan dipandu oleh adanya kesepakatan ataupun aturan yang mengikat, sehingga seluruh pemilik lahan atau penggarap akan selalu mengacu pada kesepakatan atau aturan tersebut. Komunikasi yang baik sangat perlu galang diantara pemilik lahan dengan pelaksana pariwisata terutama terkait dengan keterbukaan pembagian hasil untuk menghindari konflik di kemudian hari.
Ketentuan adat bagi masyarakat Bali memberikan peran yang sangat signifikan. Masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi segala ketentuan adat yang berlaku. Adat sebagai tuntunan sekaligus rambu aturan bagi masyarakat Bali dalam beraktivitas mampu memberikan arah yang kuat bagi pengembangan wisata alam berbasis lahan pertanian sawah teras ini. Kepatuhan dalam melaksanakan perintah dan larangan adat meningkatkan keterorganisasian secara tidak langsung dalam aktivitas bagi petani.
Pemerintah adalah pengambil kebijakan yang mendukung pengembangan wisata alam ini. Peran pemerintah menjadi sangat penting ketika berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut perijinan dan lain-lain. Pemerintah dari tingkat desa hingga yang propinsi memberikan dukungan kebijakan yang memberikan efek positip sekaligus perlindungan secara hukum bagi pelaksanaan atraksi wisata. Pada tingkat propinsi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali yang ditentukan bahwa kepariwisataan Bali bertujuan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya bagi kesejahteraan masyarakat sehingga terwujud cita-cita kepariwisataan untuk Bali. Perda ini selanjutnya menjadi dasar pengembangan wisata di seluruh wilayah Bali. Tegallalang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata berdasar pada Keputusan Bupati Gianyar Nomor 402 Tahun 2008 tentang Penetapan Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Gianyar. Rangkaian peraturan ini memberikan pedoman tertulis bagi pelaksanan pariwisata berbasis alam di wilayah ini.
Pelaku wisata seperti agen perjalanan wisata, tour guide, pengelola wisata, sekaligus pedagang kaki lima yang berada pada obyek wisata memberikan peran strategis dalam pengembangan obyek wisata alam ini. Pihak-pihak ini menjadi satu mata rantai yang tidak terputus dan saling memberikan pengaruh yang positif. Wisatawan akan diajak berkunjung ke wisata alam ini salah satunya karena informasi yang akurat dari agen perjalanan wisata dan tour guide yang handal. Wisatawan merasa nyaman dan puas berada di obyek karena peran pengelola yang memberikan layanan istimewa serta fasilitas memadai. Wisatawan akan terus terkenang pada wisata Tegallalang karena adanya souvenir dari para pedagang ditempat tersebut. Satu kerjasama antar pihak yang tidak dapat ditinggalkan.
Masyarakat setempat adalah pihak yang paling depan menerima pengaruh dalam pengembangan wisata seperti Tegallalang Rice Terrace ini. Pengaruh positip ataupun negatip tentu akan didapatkan oleh masyarakat selama pelaksanaan aktivitas wisata di tempat ini. Selanjutnya adalah bagaimana masyarakat mampu memfilter segala hal positif dari munculnya aktivitas wisata ini, seperti adanya pendapatan baru di luar sektor pertanian yang besar, akulturasi budaya, peningkatan kemampuan berkomunikasi berbahasa asing, dan lain-lainya. Hal ini sejalan dengan tujuan pengembangan wisata di pulau Bali seperti termaktub dalam perda di atas.
Berdasar hal diatas, tentu selanjutnya kita bisa melihat potensi besar bagi wilayah lain untuk terus mengembangkan sektor pertanian sekaligus pariwisata. Keterkaitan antar sektor dan koordinasi berbagai lokasi destinasi menjadi satu hal penting agar wisatawan tidak "terputus" dalam kunjungannya ke wilayah tersebut. Hal seperti ini telah dicontohkan oleh wisata di pulau Dewata, Bali yang menyajikan banyak destinasi dan keunikan budayanya.
Share It On: